Sabtu, 23 Mei 2015

Source : www.hipwee.com

Walau Lelah dan Sakit Kaki, Inilah 10 Hal yang Membuatmu Selalu Rindu Mendaki

| 7,957 shares
Banyak orang bertanya, “Apa sih enaknya mendaki gunung? “Kan capek, harus jalan jauh….”
Kegiatan yang satu ini memang penuh seni dan hanya bisa dipahami oleh mereka yang sudah pernah mendaki. Bayangkan, kamu mesti bersusah payah membawa keril yang berat serta berjalan jauh melewati medan yang seringkali membahayakan. Tak jarang pula kita dengar kisah pendaki yang tewas di jalur pendakian.
Meski berat dan melelahkan, anehnya para pendaki tak pernah kehilangan semangat untuk terus berjalan. Gunung yang tinggi tetap dihadapi, jalan yang berliku terus saja dicumbui. Sekali pernah naik gunung, kamu tak akan pernah bisa berhenti. Ada rasa yang tak bisa diungkapkan lewat kata-kata sekalinya kita berhasil menggapai puncaknya.
Meski tak banyak bisa dimengerti, inilah alasan yang membuat kami, para pendaki selalu mengangkat keril demi mendaki kembali…


1. Mendaki gunung adalah perjalanan hati; perjalanan untuk menaklukkan dirimu sendiri

Mendaki gunung
Mendaki gunung. via autumn-ind.blogspot.com
Jika banyak pendaki yang berkata bahwa sebuah pendakian adalah perjalanan menaklukkan diri sendiri, sepertinya ungkapan itu memang benar adanya. Naik gunung dan mendaki sampai ke puncaknya adalah petualangan mendobrak zona nyaman. Dibandingkan dengan suasana rumah, gunung memang gak nyaman: udara yang dinginnya kadang menusuk tulang, sering gak ada air, makan juga ala kadarnya.
Mendaki gunung gak bisa asal jalan; butuh kondisi fisik yang baik, persiapan matang, serta niat dan mental yang tegar. Kalau semua itu gak terpenuhi, kemungkinan besar kamu akan gagal di tengah jalan. Hanya dengan mengalahkan egomu sendiri, barulah kamu layak menggapai puncak.


2. Saat tak ada yang bisa diandalkan, kamu akan belajar memaksimalkan seluruh kemampuan

asd
Menjadi manusia seutuhnya. via www.travelnote.me
Naik gunung berarti berhadapan dengan alam bebas dan meninggalkan peradaban jauh di belakangmu. Gak ada kerjaan kuliah atau kantor yang kamu bawa, pun juga dirimu bisa rehat sejenak dari jeratan sosial media. Bersyukurlah di atas gunung gak ada listrik dan wifi gratis, sehingga kamu bisa merasakan pengalaman menjadi manusia seutuhnya.
Jadi manusia seutuhnya itu berarti seluruh inderamu bekerja penuh. Kamu jadi bisa menikmati segala hal yang ada di depanmu, merekam semuanya dalam benakmu tanpa hasrat untuk berpaling ke dunia maya. Kamu juga berjuang dengan tenagamu sendiri, menggunakan tangan dan kakimu untuk mencapai titik yang lebih tinggi.


3. Kegiatan ini memang melelahkan. Tapi dari sebuah pendakian kamu akan lebih menghargai hal-hal sederhana yang sering terlupakan

Mensyukuri hal-hal kecil
Mensyukuri hal-hal kecil via resitaekaartanty.blogspot.com
Ya, naik gunung bisa membuatmu mensyukuri banyak hal remeh yang biasanya luput dari perhatian kita—hal-hal remeh yang kadang menentukan hidup mati kita di atas gunung. Air, misalnya. Ketika persediaan air sudah menipis, ketemu sumber air di atas gunung tuh rasanya udah kayak ketemu jodoh.
Kita juga jadi mensyukuri makanan yang kita masak meski ternyata gak terlalu matang. Secangkir kopi hangat juga terasa semakin nikmat. Bahkan, mensyukuri cuaca yang cerah ketika mendaki di musim hujan pun acap kita lakukan. Semua hal itu pasti luput kita syukuri jika kita berada di tempat yang nyaman.


4. “Semangat, sebentar lagi sampai. Cuma 2 tanjakan lagi, kok!” Solidaritas antara sesama pendaki juga bisa jadi alasan kenapa kamu ketagihan melakukan pendakian

Saling berbagi dan menyemangati
Saling berbagi dan menyemangati via cmeythasari.wordpress.com
Seorang pendaki gak akan segan membagi perbekalannya bagi mereka yang membutuhkan, sekalipun yang ia miliki juga terbatas. Ia juga gak ragu untuk berteriak menyemangati pendaki lain agar mereka gak menyerah dan bisa merasakan nikmatnya menjejak puncak sama-sama.
Tiap pendaki adalah saudara seperjuangan, tak peduli mereka saling mengenal atau tidak. Mereka paham, bahwa apa yang mereka bagi kepada sesama pendaki bisa menimbulkan semangat bahkan menyelamatkan jiwa. Gunung memang punya kharisma yang magis untuk menyatukan orang-orang yang sama-sama menjamahinya.


5. Kenapa kamu selalu kembali? Karena gunung yang sama pun bisa menawarkan sisi baru dalam setiap pendakian yang dilakoni

ddd
Gunung yang sama belum tentu memberikan pengalaman yang sama pula. via bangdol.wordpress.com
Mungkin kamu merasa heran jika temanmu yang seorang pendaki mendaki gunung yang sama berulang kali. Well, yang didaki mungkin memang gunung yang sama. Tapi, selalu ada pengalaman yang berbeda setiap kali kita menjamahi puncaknya. Variabelnya pun beragam, bisa berupa jalur pendakian yang berbeda, kondisi cuaca, maupun interaksi kita dengan manusia-manusianya. Pengalaman unik inilah yang membuat gunung terus didaki.


6. Di depan alam yang megah kamu otomatis merasa lemah. Dari mendaki kamu belajar bagaimana ilmu pasrah dan berserah

Manusia terlihat kecil di hadapan alam.
Manusia terlihat kecil di hadapan alam. via dhaverst.wordpress.com
Tanpa disadari, manusia seringkali jumawa. Kita merasa bahwa diri kita adalah makhluk yang paling tinggi dan mulia sehingga merasa bisa berkuasa atas alam dan isinya. Nah, gunung adalah secuil surga istimewa yang gak cuma menyajikan panorama luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita bahwa kita tak lebih dari setitik debu di hadapan semesta ciptaan-Nya.


7. Dengan melihat dari perspektif yang lebih tinggi, kamu sadar bahwa dunia masih punya tempat luar biasa untuk dijelajahi

ADa banyak tempat indah untuk dijelajahi.
ADa banyak tempat indah untuk dijelajahi. via twitter.com
Pemandangan dari puncak gunung sanggup menyihir siapa saja yang melihatnya. Langit dan bumi bertemu di batas cakrawala, menyajikan panorama yang membuat kita semua terkesima. Titik tertinggi yang kita pijak memberikan sudut pandang tak biasa, membuat kita mengerti bahwa masih ada tempat luar biasa lainnya yang layak untuk kita jamahi. Itulah mengapa pendaki tak pernah berhenti menyambangi puncak-puncak tertinggi.


8. Dari pendakian kamu belajar jadi orang yang cermat. Sebab berhasilnya sebuah pendakian adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat

Pulang degnan selamat
Pulang degnan selamat via pendakijogja.wordpress.com
Mendaki gunung memang membutuhkan kekuatan fisik dan nyali. Memanggul keril sambil berjaran berkilo-kilo meter, menempuh medan yang tak jarang curam dan berbahaya. Belum lagi ditambah kondisi cuaca yang kadang tak bisa diprediksi, membuat pendakian dianggap sebagai kegiatan orang-orang sinting yang nekat.
Namun, mereka yang fisik dan nyalinya sudah ditempa berbagai jalur pendakian mengerti bahwa naik gunung bukan soal kenekatan untuk menaklukkan alam, melainkan bagaimana kembali pulang dengan selamat.


9. Pendakian membuka matamu soal arti usaha. Sekecil apapun langkahnya, semesta akan menghargai setiap upaya

Setiap langkah kecil bermakna.
Setiap langkah kecil bermakna. via www.wiranurmansyah.com
Kemegahan gunung-gunung yang menjulang sudah tampak dari kejauhan. Sebagai manusia, tak jarang nyalimu menciut dibuatnya: ‘Bisakah saya mencapai puncaknya?’ Puncak gunung akan selalu menjadi puncak yang tak tergapai jika kamu enggan untuk mulai melangkahkan kaki. Kamu sadar, bahwa setiap langkah kecil punya peran untuk mengantarkanmu menuju puncaknya. Setiap hal besar bisa kamu mulai dari sesuatu yang kecil.


10. Sepulang mendaki kamu tak akan lagi jadi orang yang sama. Kegigihan berjuang, kerendahan hati, dan kehangatan pribadi akan selalu terbawa pulang

Pencapaian
Pencapaian yang dibayar dengan perjuangan via instagram.com
Sebagai manusia, kita pasti membutuhkan pencapaian untuk membuat hidupnya bermakna. Naik gunung bukanlah sekadar jalan-jalan biasa. Perasaan luar biasa yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata tumpah begitu saja saat kamu berhasil mencapai puncaknya. Ini bukanlah pencapaian yang bisa kamu dapatkan di tempat lain, melainkan sesuatu yang dibayar dengan langkah kaki, peluh, serta semangat yang selalu berkobar.

Alasan-alasan di ataslah yang membuat para pendaki terus melangkahkan kaki menjamahi puncak-puncak di atas awan. Jadi, apakah kamu siap memelihara perasaan yang sama?

8 Alasan Kenapa Kamu yang Gemar Traveling Harus Menuliskan Kisah Perjalananmu di Blog


Source: hipwee.com

8 Alasan Kenapa Kamu yang Gemar Traveling Harus Menuliskan Kisah Perjalananmu di Blog

|
Menurut pepatah lama, pengalaman adalah guru yang terbaik. Makanya, melakukan perjalanan ke sebuah destinasi adalah salah satu cara untuk mengalami, merasakan, serta mempelajari banyak hal. Apalagi, traveling sangat menyenangkan untuk dilakukan.
Tapi, apakah semua pengalaman dan perasaan yang kamu dapatkan selama melakukan perjalanan sudah kamu tuangkan ke dalam sebuah travel blog? Kalau masih belum, sebaiknya kamu segera memulainya, karena ternyata travel blog memberikan banyak keuntungan buat kamu yang gemar traveling, lho.
Nah, ini dia sejumlah alasan kenapa kamu yang gemar traveling sebaiknya mulai menuliskan kisahmu di sebuah blog.

1. Menulis lewat travel blog bisa membantu kamu mengingat kembali detail-detail perjalanan yang mudah terlupakan

Menulis membantu mengingat detil yang mudah terlupakan
Menulis membantu mengingat detil yang mudah terlupakan via marischkaprudence.blogspot.com
Apa yang kita dapat dari sebuah perjalanan? Pengalaman dan tentu saja kenangan, dong! Ya, sebuah perjalanan yang berkesan memang akan membuat kita selalu mengenangnya, tapi detail-detailnya sendiri bisa dengan gampang kita lupakan. Lha manusia, ‘kan, tempatnya lupa. Apalagi kalau udah banyak perjalanan yang kita lakukan.
Nah, biar kita gak mudah melupakan setiap detail cerita maupun perasaan kita saat melakukan sebuah perjalanan, tentu sebaiknya kisahmu itu langsung kamu tuangkan dalam bentuk tulisan di blog. Jadi, kamu bisa mengingat kembali hal-hal kecil yang sering luput dari ingatan. Misalnya, rute jalan, tarif tiket masuk, sampai hal-hal menarik apa yang ada di sana. Selama ada travel blog, kamu gak bakalan lupa detail perjalananmu, deh!

2. Catatan perjalananmu juga bisa menjadi referensi buat traveler lain yang ingin mendatangi tempat yang sama

asdaasda
Tulisanmu akan menjadi referensi bagi traveler lainnya via www.whateverbackpacker.com
Tak cuma jadi media untukmu mengingat, ulasan tentang sebuah destinasi yang kamu tulis di blogmu juga bakal menjadi informasi dan referensi menarik bagi traveler lain yang bermaksud untuk mengunjungi tempat yang sama. Semakin lengkap dan menarik tulisanmu, semakin banyak orang yang datang ke blogmu untuk mendapatkan referensi. Mereka juga pasti gak cuma datang satu-dua kali dong, beberapa mungkin bakal jadi pembaca setiamu.

3. Saat lagi gak sempat traveling, tulisan di blog bisa jadi obat kangen yang ampuh sekaligus pemacumu buat traveling lagi

aaaa
Blogmu jadi obat kangen yang ampuh via saintsonaplane.com
Ada saatnya kita disibukkan dengan tugas-tugas dan pekerjaan yang bikin kita gak sempat traveling untuk sementara waktu. Pas lagi kangen traveling, membaca-baca tulisan sendiri dan berinteraksi dengan pembaca yang meninggalkan komentarnya di blog bisa jadi obat rindu yang ampuh, sekaligus memacumu buat berangkat lagi. Soalnya, sayang ‘kan kalau blogmu dibiarkan teronggok lama tanpa postingan baru?

4. Tulisanmu juga akan menjadi sarana yang ampuh untuk menularkan gagasan tentang suatu isu kepada sesama traveler

Travel blog menjadi tempat untuk menularkan gagasan
Travel blog menjadi tempat untuk menularkan gagasan via langkahkecilkita.wordpress.com
Lewat tulisan di blog, kamu juga bisa menularkan ide atau gagasanmu kepada pembaca atau sesama traveler yang kebetulan mampir ke blogmu. Bisa berupa isu lingkungan, seperti sampah di gunung, Pulau Sempu atau keberlangsungan hiu, maupun opinimu tentang sejumlah peristiwa di alam bebas, misalnya meninggalnya pendaki Merapi baru-baru ini.
Selain untuk melakukan kampanye dan menularkan gagasan, blogmu juga bisa menjadi tempat yang asyik buat berdiskusi, karena pasti tak semua setuju dengan pendapatmu, ‘kan? Ini adalah salah satu kesempatan untuk sama-sama belajar mengasah kepekaan dalam menyikapi sebuah isu atau peristiwa.

5. Secara tidak langsung, kamu juga ikut andil dalam mempromosikan tempat-tempat kece yang berpotensi menjadi destinasi wisata

Ikut andil mempromosikan tempat wisata
Ikut andil mempromosikan tempat wisata via instagram.com
Suatu hari, tanpa sengaja kamu menemukan pantai kece yang masih perawan. Letaknya yang tersembunyi bikin tak banyak orang yang tahu tentang tempat itu. Nah, dengan mengulas tempat indah yang kamu kunjungi di blog, secara tidak langsung kamu juga ikut andil mempromosikan keelokan yang ada di negeri ini. Sehingga, orang-orang jadi punya beragam alternatif destinasi, gak cuma sekadar datang ke tempat yang itu-itu aja dan mengeksploitasinya habis-habisan.

6. Bercerita lewat blog adalah cara berbagi yang elegan sekaligus perekat keakraban dengan pembaca dan sesama travel blogger

Kopi darat Travel Blogger Indonesia
Kopi darat Travel Blogger Indonesia via travelbloggersindonesia.com
Sepulang dari traveling, pastinya menyisakan sejumlah foto dan cerita yang gak sabar untuk kamu bagikan ke orang-orang terdekatmu. Tapi, biar gak terkesan seperti pamer yang murahan, menuturkan cerita lewat blog adalah solusi yang tepat. Inilah cara pamer berbagi yang elegan.
Selain menjadi media berbagi, travel blog juga bisa merekatkan keakraban antara pembaca dan sesama travel blogger. Kalau blogmu ingin dikunjugni, tentu kamu juga sebaiknya mengunjungi blog-blog lainnya dan berinteraksi dengan sesama travel blogger, ‘kan? Nah, dari situlah keakraban akan terjalin.

7. Lewat travel blog, kamu juga berkesempatan untuk mengadu keberuntungan lewat kontes dan lomba

Bisa ikut lomba nge-blog
Bisa ikut lomba nge-blog via efenerr.com
Tak jarang, perusahaan atau media yang bergerak di bidang travel mengadakan kontes atau lomba buat para blogger. Nah, kalau kamu terbiasa menulis di blog, kamu jadi punya kesempatan untuk mengadu peruntunganmu lewat situ. Apalagi, hadiahnya juga seringkali menggiurkan, lho. Mulai dari uang tunai, merchandise, gadget, sampai jalan-jalan gratis.
Selain lomba, bukan gak mungkin kalau kamu juga bisa mendapatkan produk sponsor atau endorsement dari perusahaan-perusahaan ini. Lumayan, ‘kan? Bisa kamu pakai sendiri atau buat kamu lemparkan ke pembaca lewat giveaway.

8. Bila tulisanmu cukup unik dan berbobot, bukan tidak mungkin ada penerbit yang berniat membukukan blogmu. Kamu bisa terkenal, deh!

Trinity, penulis The Naked Traveler
Trinity, penulis The Naked Traveler
Kamu mungkin mengenal Trinity, penulis seri buku The Naked Traveler yang laris manis di pasaran. Ia juga mengawali kiprahnya di dunia tulis menulis juga dari blog, lho. Kalau tulisan di blogmu unik, berbobot, dan bisa menarik banyak pembaca, bukan mustahil blogmu bisa bernasib sama seperti blognya mbak Trinity.
Tak cuma bukumu yang diterbitkan, kamu juga bisa diundang menjadi pembicara tentang travel blogging punya banyak pembaca maupun fans di media sosial, bahkan dibayar untuk mengirim tulisan di media-media besar. Gak usah takut bermimpi!

Nah, setelah kamu menyadari keuntungan-keuntungan di balik menulis travel blog, apakah kamu masih malas menulis kisah perjalananmu sendiri? Mulai menulis, yuk!

Gunung Gede

21 - 22 September Tahun 2014,
Dimana Jiwa Petualang sudah kangen berat untuk packing dan merencanakan kegiatan.
Email masuk di PCku dari Sahabat di IT Danamon yg saat itu terlibat didalam project yg sama..
1 flyer yang mengiurkan ajakan Naik Gunung bersama dengan teman teman IT.... hal yang sulit di tolak..Pendakian ke Gunung Gede..
Ajakan tersebut langsung ku respon...
Ambil cuti 1 hari di hari Jumat..

Berangkat dari Rumah Mertua di BSD, karena dekat dengan st. KA agar mudah merapat ke meeting point kita kantor di Plaza Kuningan.. (maklum kalo ninggalkan mobil dengan parkir 3D 2N.. cukup menguras kantong... maka kita pilih angkutan publik aja)



Tiba di Warung Pondok Pendaki - Cibodas jam 01.00 pagi, buka bekel.. diatas loteng..

Suasana di lantai bawah ... WarKop dan souvenir



Masih berjuang ... perjalanan ke Pos Air Panas
















Pendakian kali ini, hanya sampai di base camp Kandang Badak karena memang kami tidak push untuk summit..
merasakan kembali kehangatan para pendaki yang sedang nge camp..canda, tawa dan nyanyian pengembara.. serta cerita cerita lama yg heroik terasa kental disini..







































































Tahun XXXX